Tulisan ini saya buat ketika kemarin sore saya
bertemu dengan Iluh (hmmm ini wanita spesial
tapi tak pake telur dalam hidup saya) dan dia menceritakan sekitar dua minggu yang lalu seorang lelaki
sebut saja namanya pak par menelpon untuk memesan sparepart mesin fotokopi
bernama asy blade untuk mesin fotocopy tapi karena saat itu stock dikantor cabang
itu kosong maka pak part memutuskan untuk menunggu barang datang tanggal 16 juli
tapi ditunggu-tunggu pak part itu tak jua mengambil barangnya kekantor jadi Iluh
menjual barang tersebut kepada konsumen lain yang juga membutuhkan. Nah tanggal
25 juli kamren pak part menelpon kenomor handphone pribadinya bukan ke telpon
kantor saat itu Iluh tidak bawa
handphone kekantor jadi dia tidak bisa angkat telpon dari bapak tersebut.
Kira-kira jam empat sore istri pak part itu telpon kekantor dan dijawab oleh
Iluh, pada saat itulah wanita tersebut langsung marah dan manilai kalau bisnisnya
tidak berjalan lancar karena keterlambatan ketersedian barang dari perusahaan
tempat Iluh bekerja, dan dia mengatakan kalau bisnisnya bukanlah bisnis
main-main dan sebagai konsumen dia
adalah raja yang harus dilayani agar terus mau menjadi konsumen diperusahaan tersebut.
adalah raja yang harus dilayani agar terus mau menjadi konsumen diperusahaan tersebut.
Dari cerita
kejadian telpon menelpon itu saya hanya ingin memberi komentar sesuai dangan
pandangan saya sendiri.
1. Masalah
telpon yang tidak diangkat itu menurut saya sah saja karena yang ditelpon
adalah nomor pribadi yang tidak ada kaitannya dengan kantor, seorang karyawan
juga berhak punya privasi sendiri termasuk terhadap nomor pribadinya. Saya rasa
setiap perusahaan pasti sudah menyediakan nomor telpon yang bisa dihubungi ketika
konsumen memerlukan informasi, jika pada saat hari dan jam kerja tidak ada satupun
orang yang menerima telpon anda selaku konsumen berhak untuk komplain kekantor
pusat misalnya atau mencari tahu apakah kantor tersebut masih beroprasi atau
tidak.
2. Bisnis
memang bukan main-main. Bisnis is bisnis, main ya main sama sekali tidak ada
hubungannya, termasuk bisnis mainanpun adalah bisnis tapi bisnis dengan omset
yang bukan main itu bisa saja terjadi. Siapa yang ingin bisnis main-main? Saya rasa
setiap pebisnis pasti menjalan kan bisnisnya dengan serius dan focus bukan
main-main. Sekarang tergantung memilih fokusnya saja, mau focus menjadi
pebisnis tangguh atau pebisnis cengeng? Pebisnis tangguh itu adalah pebisnis
yang bekerja mencari informasi untuk kemajuan bisnisnya, jika sesuatu yang
diperlukan untuk kemajuan bisnisnya tidak ada disuatu tempat dia akan dengan
sigap mencari tahu tempat lain yang menyediakan apa yang dia perlukan untuk
kemajuan bisnisnya berbeda dengan pebisnis cengeng yang hanya bisa diam dirumah
menunggu disuapi informasi kemudian ketika bisnisnya tidak berjalan sesuai
keinginan dengan mudahnya menyalahkan orang lain tidak ingin bercermin ke diri
sendiri sebenarnya kemalasan dirinyalah yang menyebabkan bisnisnya tak berjalan
dengan baik. Orang yang hanya bisa marah-marah lewat telpon tanpa berusaha
untuk mengambil apa yang dipesan dan menyalahkan orang lain itu tentu anda sudah
bisa menilai itu pebisnis tangguh atau cengeng?
3. Konsumen
adalah raja yang harus dilayani. Ia memang benar konsumen adalah raja yang
harus dilayani kebutuhannya tapi bukankah tidak semua orang bisa menjadi dan
menjadi raja itu tidaklah mudah oleh karena itu menjadi konsumen yang akan
dijadikan raja oleh sebuah perusahaan itu bukanlah hal yang mudah, konsumen
yang bisa dianggap raja itu adalah konsumen yang loyal, mau memberikan kritik
dan menghargai usaha si penyedia barang atau jasa dalam sebaik-baiknya melayani
konsumen tersebut. Nah jika order barang saja tidak diambil dalam waktu yang
lama apakah pantas dijadikan raja? Perusahaan penyedia barang atau jasa itu
juga pebisnis dan kembali lagi mereka itu juga ingin membuat perusahaannya
berkembang dan sudah pasti akan memberi pelayanan yang terbaik dan menyediakan
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Disinilah jawaban dari
pertanyaan kenapa pebisnis itu selalu dituntut untuk berinovasi dan
mengembangkan ide bisnis baru karena mereka ingin barang atau jasa yang mereka
sediakan dibutuhkan oleh konsumen, sehingga saat ini konsumen tidaklah mutlak
menjadi raja yang segala keinginannya harus dipenuhi tapi konsumen akan menjadi
orang yang membutuhkan. Maka siapa yang butuh dialah yang datang dan ketika
datang anda tidak akan dilayani seperti budak tapi pasti akan menjadi raja,
pertanyaan anda akan dijawab dengan sebaik-baiknya dan apa yang anda butuhkan
juga akan dipenuhi tentunya sesuai dengan ketersedian. Asalkan apa yang diminta
konsumen sesuai dengan apa yang disediakan oleh produsen jangan sampai datang
ke toko bangunan malah minta beli nasi nanti bisa-bisa dianggap konsumen gila…
Hanya itu saja pendapat saya, mohon maaf bila
terjadi kesamaan nama tokoh dan kejadian ini bukalah cerita fiktif belaka hanya
nama yang disamarkan.