Photobucket

Ketika Konsumen Bukan Raja

Jumat, 27 Juli 2012 · Posted in ,


Tulisan ini saya buat ketika kemarin sore saya bertemu dengan Iluh (hmmm ini wanita spesial tapi tak pake telur dalam hidup saya) dan dia menceritakan  sekitar dua minggu yang lalu seorang lelaki sebut saja namanya pak par menelpon untuk memesan sparepart mesin fotokopi bernama asy blade untuk mesin fotocopy tapi karena saat itu stock dikantor cabang itu kosong maka pak part memutuskan untuk menunggu barang datang tanggal 16 juli tapi ditunggu-tunggu pak part itu tak jua mengambil barangnya kekantor jadi Iluh menjual barang tersebut kepada konsumen lain yang juga membutuhkan. Nah tanggal 25 juli kamren pak part menelpon kenomor handphone pribadinya bukan ke telpon kantor saat itu Iluh tidak bawa handphone kekantor jadi dia tidak bisa angkat telpon dari bapak tersebut. Kira-kira jam empat sore istri pak part itu telpon kekantor dan dijawab oleh Iluh, pada saat itulah wanita tersebut langsung marah dan manilai kalau bisnisnya tidak berjalan lancar karena keterlambatan ketersedian barang dari perusahaan tempat Iluh bekerja, dan dia mengatakan kalau bisnisnya bukanlah bisnis main-main dan sebagai konsumen dia

adalah raja yang harus dilayani agar terus mau menjadi konsumen diperusahaan tersebut.
Dari  cerita kejadian telpon menelpon itu saya hanya ingin memberi komentar sesuai dangan pandangan saya sendiri.
1.     Masalah telpon yang tidak diangkat itu menurut saya sah saja karena yang ditelpon adalah nomor pribadi yang tidak ada kaitannya dengan kantor, seorang karyawan juga berhak punya privasi sendiri termasuk terhadap nomor pribadinya. Saya rasa setiap perusahaan pasti sudah menyediakan nomor telpon yang bisa dihubungi ketika konsumen memerlukan informasi, jika pada saat hari dan jam kerja tidak ada satupun orang yang menerima telpon anda selaku konsumen berhak untuk komplain kekantor pusat misalnya atau mencari tahu apakah kantor tersebut masih beroprasi atau tidak.
2.    Bisnis memang bukan main-main. Bisnis is bisnis, main ya main sama sekali tidak ada hubungannya, termasuk bisnis mainanpun adalah bisnis tapi bisnis dengan omset yang bukan main itu bisa saja terjadi. Siapa yang ingin bisnis main-main? Saya rasa setiap pebisnis pasti menjalan kan bisnisnya dengan serius dan focus bukan main-main. Sekarang tergantung memilih fokusnya saja, mau focus menjadi pebisnis tangguh atau pebisnis cengeng? Pebisnis tangguh itu adalah pebisnis yang bekerja mencari informasi untuk kemajuan bisnisnya, jika sesuatu yang diperlukan untuk kemajuan bisnisnya tidak ada disuatu tempat dia akan dengan sigap mencari tahu tempat lain yang menyediakan apa yang dia perlukan untuk kemajuan bisnisnya berbeda dengan pebisnis cengeng yang hanya bisa diam dirumah menunggu disuapi informasi kemudian ketika bisnisnya tidak berjalan sesuai keinginan dengan mudahnya menyalahkan orang lain tidak ingin bercermin ke diri sendiri sebenarnya kemalasan dirinyalah yang menyebabkan bisnisnya tak berjalan dengan baik. Orang yang hanya bisa marah-marah lewat telpon tanpa berusaha untuk mengambil apa yang dipesan dan menyalahkan orang lain itu tentu anda sudah bisa menilai itu pebisnis tangguh atau cengeng?
3.    Konsumen adalah raja yang harus dilayani. Ia memang benar konsumen adalah raja yang harus dilayani kebutuhannya tapi bukankah tidak semua orang bisa menjadi dan menjadi raja itu tidaklah mudah oleh karena itu menjadi konsumen yang akan dijadikan raja oleh sebuah perusahaan itu bukanlah hal yang mudah, konsumen yang bisa dianggap raja itu adalah konsumen yang loyal, mau memberikan kritik dan menghargai usaha si penyedia barang atau jasa dalam sebaik-baiknya melayani konsumen tersebut. Nah jika order barang saja tidak diambil dalam waktu yang lama apakah pantas dijadikan raja? Perusahaan penyedia barang atau jasa itu juga pebisnis dan kembali lagi mereka itu juga ingin membuat perusahaannya berkembang dan sudah pasti akan memberi pelayanan yang terbaik dan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Disinilah jawaban dari pertanyaan kenapa pebisnis itu selalu dituntut untuk berinovasi dan mengembangkan ide bisnis baru karena mereka ingin barang atau jasa yang mereka sediakan dibutuhkan oleh konsumen, sehingga saat ini konsumen tidaklah mutlak menjadi raja yang segala keinginannya harus dipenuhi tapi konsumen akan menjadi orang yang membutuhkan. Maka siapa yang butuh dialah yang datang dan ketika datang anda tidak akan dilayani seperti budak tapi pasti akan menjadi raja, pertanyaan anda akan dijawab dengan sebaik-baiknya dan apa yang anda butuhkan juga akan dipenuhi tentunya sesuai dengan ketersedian. Asalkan apa yang diminta konsumen sesuai dengan apa yang disediakan oleh produsen jangan sampai datang ke toko bangunan malah minta beli nasi nanti bisa-bisa dianggap konsumen gila…
Hanya itu saja pendapat saya, mohon maaf bila terjadi kesamaan nama tokoh dan kejadian ini bukalah cerita fiktif belaka hanya nama yang disamarkan. 

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.