Photobucket

Lebih Mudah Marah Pada Pasangan, Kenapa Ya?

Kamis, 05 Juli 2012 · Posted in ,


Kita lebih mudah marah pada pasangan kita ketimbang pada orang lain, benarkah? Bagiku itu benar sekali dan kurang tau juga penyebabnya apa. Hingga kutemukan jawabannya saat tanpa sengaja menonton acara motivasi di salah satu stasiun tv swasta nasional,  yang menghadirkan motivator terkenal . Kenapa saya bilang tidak sengaja menonton karena jujur saja acara itu bukan acara favorit saya, karena kembali saya katakan secara jujur otak saya kurang cerdas untuk mencerna kata-kata yang dilontarkan oleh sang motivator. Tapi entah kenapa ketika menonton seri yang bertajuk “From Wedding Ring to Boxing Ring”

(maaf ya kalau tulisannya salah maklum bahasa Inggrisku level tiarap ) tiba-tiba kecantol malah pas iklan ngga mau ganti saluran televisi.
Pada acara tersebut banyak pertanyaan yang terlontar dari penonton, seputar hubungan berumah tangga bersama pasangan. Hubungan disini dalam artian ngga hanya sebatas hubungan diranjang tapi bagaimana menjalani interaksi kehidupan sehari-hari. Ada sebuah pertanyaan dari penonton yang kelihatan sudah cukup dewasa yang membuat saya sedikit tersenyum karena pertanyaannya lumayan lucu tapi sesuai dengan apa yang saya alami boleh dibilang begini pertanyaannya “ Pak Motivator, Kenapa ya saya lebih mudah marah kepada pasangan saya sendiri daripada istri orang lain?” Jiahhhhhhhhhh si bapak pertanyaannya lucu memang situ berani marah pada istri orang lain kalaupun berani ada banyak kemungkinan yang bapak alami, kemungkinan itu antara lain
1.     Digebukin suami orang yang bapak marahi
2.    Dilaporin polisi karena melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan
3.    Dimarahi istri sendiri yang curiga kok sumainya bisa marah-marah pada istri orang lain
Dan mungkin masih ada kemunkinan lain diluar pemikiran saya. Mungkin teman-teman bisa membayangkan kemungkinan lain akibat dari tindakan memarahi istri orang lain????
Oke mikirnya nati aja ya, balik lagi ke pertanyaan tersebut dan kali ini jawaban dari si Pak motivator bisa saya mengerti. Bahwa kenapa kita lebih mudah marah pada pasangan kita karena kita sudah menganggap bahwa sekian lama bersama pasangan kita itu sudah mengerti apa yang kita mau tanpa perlu kita beri tahu, nah ketika pasangan kita tak jeli untuk memenuhi apa yang kita inginkan dengan tepat disaat itulah kita gampang untuk menumpahkan amarah… amarah disini tidak hanya sebatas marah yang main tangan seperti memukul misalnya, dengan berkata dengan nada tinggi itu juga sudah disebut marah dan kata-kata yang paling sering muncul adalah misalnya seperti ini “ Duh mama sudah sekian lama kita hidup bersama kok gitu aja ngga ngerti???” disinilah diperlukan kesabaran dan niat untuk mengerti bahwa pasangan kita juga manusia yang tidak luput dari lupa atau kelalaian agar amarah kita tidak mudah meledak (cieee meledak seperti bom saja ya?)  Ketika ada ketidaksesuaian dengan apa yang kita inginkan bicarakanlah secara tenang dan baik-baik dengan duduk bersama dan berbicara dengan santai atau menurut saya nih cara menyelesaikan selisih paham dalam iklan sebuah produk teh dengan duduk sambil ngeteh bersama juga bisa ditiru tuh agar kita tidak mudah untuk memarahi pasangan kita. Dan satu lagi ini saran dari pak motivator ketika pasangan kita mulai menunjukkan amarahnya katakanlah kalimat ini dengan lembut “ sayang berhentilah marah atas nama cinta” biasanya cinta bisa melumpuhkan amarah , dengan mengingat indahnya saat bersama berbagi kasih sayang tanpa amarah itu juga bisa meluluhkan amarah.
Intinya berbagi kasih sayang itu lebih indah daripada berbagi amarah.. Betul tidak??????????????

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.