Ketika
kecil saat ada orang yang bertanya “Cita-citamu ingin jadi apa?” pasti jawabannya
seputar pekerjaan populer yang menghasilkan kehormatan sekaligus penghasilan
materi yang melimpah seperti ingin jadi dokter, polisi, tentara, dokter, guru,
bahkan peresiden. Tapi ada ngga ya yang cita-citanya ingin menjadi salesman???
Hmmm bisa jadi adanya cuma satu banding sejuta. Kenapa saya berani bilang
seperti itu? Ya karena termasuk saya sendiri ketika kecil ditanya juga jawab
dengan tegas ingin jadi polisi dengan alasan bisa mejeng dijalan dan nilang
orang padahal tugas pak polisi ngga cuma nilang doank hehehehe
Kembali
lagi kemasalah salesman, menjadi salesman bagi kebanyakan orang bukanlah
pekerjaan yang menjanjikan bahkan dipandang sebelah mata karena mungkin mata
yang lagi satunya lagi kena virus mata merah jadi
ngga bisa memandang hehehe
ngga ding!!!! Menurut saya wajar saja banyak yang beranggapan begitu karena
melihat profesi sales yang menawarkan barang dan jasa dengan hasil yang tak
seberapa bahkan sampai berkeliling kota tapi untung ngga digigit anjing gila..
bahkan ada beberapa yang merasa kesal karena tindakan yang cendrung memaksa
dari salesman pada konsumen untuk membeli barang ataupun jasa yang ditawarkan demi untuk
memenuhi target penjualan. Kalau dialihkan ke pribahasa tindakan salesman yang
memaksa itu bagaikan “Karena nila setitik rusak susu sebelanga” yak arena ada
segelintir salesman yang seperti itu jadi semua salesman dicap tukang paksa
padahal tidak sama sekali.
Menjadi
salesman bukalah sebuah pekerjaan yang memalukan, tujuh tahun yang saya lewati
sebagai salesman membuat saya tahu bahwa perkerjaan ini bukalah perkerjaan
rendahan, pekerjaan ini adalah seni yang membanggakan bagi saya. Karena bukan
suatu perkara mudah untuk menjadi seorang saleman yang bisa menjadikan produk
yang dijualnya menjadi barang yang dicari konsumen, membuat konsumen menunggu
kedatangan kita untuk dibawakan barang dan juga membangun kepercayaan antara
kedua belah pihak. Menurut pengalaman saya menjadi salesman bukan hanya sekedar
datang untuk menawarkan barang ataupun jasa kemudian memaksa orang untuk
membeli.
Dan
bagi saya, berdasarkan pengalaman saya maka menjadi seorang salesman perlu
melakukan hal-hal sebagai berikut.
1.
Belajar
Bukan
hanya anak sekolahan yang perlu belajar, menjadi salesman juga perlu belajar
yaitu belajar tentang produk atau jasa yang akan di jual. Karena dengan mengusai
produk yang kita jual baik itu harga , kaulitas, fungsi, promo yang ada dan
juga masa pakai maka akan lebih mudah bagi kita untuk menjelaskan ke konsumen
kita, menjelaskan dengan lancar dan dapat menjawab pertanyaan yang di lontarkan
calon konsumen dengan lancar tanpa harus bolak balik tanya rekan kerja atau
atasan juga berpengaruh terhadap kepercayaan calon konsumen terhadap perusahaan
dan produk yang kita jual.
2.
Menjadi wartawan
Apa
hubungannya sales dan wartawan? Jelas ada hubungannya, yaitu sama-sama menggali
informasi. Menggali informasi tentang wilayah yang akan kita jajaki, mencari
informasi tentang kebutuhan masyarakat akan menjadi lucu jika kita memaksakan
menjual barang kita kepada sebuah toko dalam suatu wilayah dalam jumlah banyak
sedangkan kebutuhan masyarakat diwilayah tersebut sedikit maka yang terjadi
hanya akan menumpuk retur menjelang masa kadaluwarsa. Menghimpun data outlet
aktif dan outlet non aktif serta new order outlet juga diperlukan agar
mempermudah kita menentukan focus penjualan serta menentukan rute kerja yang
teratur
3.
Banyak bicara atau banyak mendengar
Ketika
kita menemukan konsumen yang sedikit bicara maka giliran kita sebagai penjual
yang banyak bicara menjelaskan produk kita dan memberikan sedikit selipan
ajakan agar mau membeli produk kita dengan memberikan contoh-contoh
keberhasilan konsumen lain dalam menggunakan, atau memasarkan kembali produk kita.
Namun
ketika kita menemukan konsumen yang banyak bicara maka giliran kita untuk
mendengarkan sambil mempelajari apa yang dikatakan untuk menemukan apa yang dia butuhkan dengan demikian kita
bisa mencocokan produk kita dengan kebutuhannya
4.
Rute dan jadwal
Rute
yang tersusun serta jadwal kedatangan kita kekonsumen itu penting sekali agar
kunjungan kita tidak acakadul dan banyak konsumen yang tak sempat terkunjungi
padahal mereka yang tak terkunjungi bisa jadi konsumen aktif yang sangat
mempengaruhi pencapaian omset kita tiap bulannnya. Oleh karena itu diawal bulan
kita harus punya list yang jelas yang berisi nama toko dan jadwal kunjungan
dalam bulan berjalan untuk memudahkan kita memonitor pencapaian omset dan
pencapaian kunjungan EC (kunjungan pada konsumen dan berbelanja) karena
biasanya ada beberapa perusahaan yang memberikan insentif tidak hanya pada
pencapaian omset juga pada pencapaian EC
5.
Rapi, sopan dan sabar
Kerapian
itu penting karena ibarat sebuah buku kerapian dalam berpakaian itu merupakan
covernya yang membuat konsumen tertarik unutk tahu isinya atau tidak jika sudah
acak-acakan mungkin baru lihat sudah ilang feeling jadi keingin tahuan mereka
tentang produk yang kita tawarkan ilang duluan. Jika menjadi salesman van atau
yang berjualan langsung membawa barang biasanya dalam mobil box kerapian
penataan barang juga perlu agar ketika menurunkan barang itu akan menjadi cepat
dan mudah serta ketersedian stock gampang untuk di cek. Kerapian dalam
pengaturan isi dalam tas juga perlu karena setiap hari kita berhubungan dengan
uang, BG dan nota jadi jika ditempatkan rapi kemungkinan kehilangan itu menjadi
sedikit.
Sopan
juga penting karena setiap saat kita melakukan komunikasi dengan konsumen kita,
maka berbicaralah yang sopan, bercanda boleh saja tapi tidak perlu secara
berlebihan intinya usahakan jangan sampai memancing ketersinggungan konsumen.
Sabar
menjadi penting karena kita akan bertemu dengan orang yang mempunyai watak yang
berbeda-beda. Jadi menjadi tenaga penjual itu perlu sabar bisa jadi perlu jauh
lebih sabar daripada seorang guru TK. Tak jarang ada konsumen yang aktif
membeli tapi bicara seenak udelnya maka jadilah orang yang sabar dan seketika
menjadi tidak peka anggap apa yang dibicarakan hanya sekilas berita.
6.
Jujur
Seperti
kata Gede Prama “ Kepintaran penting tapi ada yang lebih penting yaitu
kejujuran” menghadapi uang itu bukan perkara mudah. Uang kadang bisa membutakan
oleh karena itu selalulah berpegang teguh pada kejujuran, jangan sesekali
membuat nota fiktif agar penjualan kita nampak melonjak ataupun membuat nota
kredit padahal konsumen membayar dengan harga denga cash karena ini akan
berakibat fatal kebiasaan tak jujur ini bisa membuat kita menpunyai hutang yang
menumpuk dan pada akhirnya tak mampu untuk dibayar. Oleh karena itu jujur dan
selalu dalam keadaan sadar ketika mendapatkan banyak hasil penjualan sadarlah
bahwa uang itu bukan milik kita agar kita tidak tergoda untuk menggunakannya
uantuk keperluan pribadi kita.
Apa
yang saya buat ini hanyalah berdasakan
pengalaman saya, mungkin teman-teman sales yang lain ada yang punya cara yang
berbeda silahkan bisa share disini..