Photobucket

Who Wants To Be a "Salesman"?

Minggu, 08 Juli 2012 · Posted in


Ketika kecil saat ada orang yang bertanya “Cita-citamu ingin jadi apa?” pasti jawabannya seputar pekerjaan populer yang menghasilkan kehormatan sekaligus penghasilan materi yang melimpah seperti ingin jadi dokter, polisi, tentara, dokter, guru, bahkan peresiden. Tapi ada ngga ya yang cita-citanya ingin menjadi salesman??? Hmmm bisa jadi adanya cuma satu banding sejuta. Kenapa saya berani bilang seperti itu? Ya karena termasuk saya sendiri ketika kecil ditanya juga jawab dengan tegas ingin jadi polisi dengan alasan bisa mejeng dijalan dan nilang orang padahal tugas pak polisi ngga cuma nilang doank hehehehe
Kembali lagi kemasalah salesman, menjadi salesman bagi kebanyakan orang bukanlah pekerjaan yang menjanjikan bahkan dipandang sebelah mata karena mungkin mata yang lagi satunya lagi kena virus mata merah jadi
ngga bisa memandang hehehe ngga ding!!!! Menurut saya wajar saja banyak yang beranggapan begitu karena melihat profesi sales yang menawarkan barang dan jasa dengan hasil yang tak seberapa bahkan sampai berkeliling kota tapi untung ngga digigit anjing gila.. bahkan ada beberapa yang merasa kesal karena tindakan yang cendrung memaksa dari salesman pada konsumen untuk membeli barang  ataupun jasa yang ditawarkan demi untuk memenuhi target penjualan. Kalau dialihkan ke pribahasa tindakan salesman yang memaksa itu bagaikan “Karena nila setitik rusak susu sebelanga” yak arena ada segelintir salesman yang seperti itu jadi semua salesman dicap tukang paksa padahal tidak sama sekali.
Menjadi salesman bukalah sebuah pekerjaan yang memalukan, tujuh tahun yang saya lewati sebagai salesman membuat saya tahu bahwa perkerjaan ini bukalah perkerjaan rendahan, pekerjaan ini adalah seni yang membanggakan bagi saya. Karena bukan suatu perkara mudah untuk menjadi seorang saleman yang bisa menjadikan produk yang dijualnya menjadi barang yang dicari konsumen, membuat konsumen menunggu kedatangan kita untuk dibawakan barang dan juga membangun kepercayaan antara kedua belah pihak. Menurut pengalaman saya menjadi salesman bukan hanya sekedar datang untuk menawarkan barang ataupun jasa kemudian memaksa orang untuk membeli.
Dan bagi saya, berdasarkan pengalaman saya maka menjadi seorang salesman perlu melakukan hal-hal sebagai berikut.
1.     Belajar
Bukan hanya anak sekolahan yang perlu belajar, menjadi salesman juga perlu belajar yaitu belajar tentang produk atau jasa yang akan di jual. Karena dengan mengusai produk yang kita jual baik itu harga , kaulitas, fungsi, promo yang ada dan juga masa pakai maka akan lebih mudah bagi kita untuk menjelaskan ke konsumen kita, menjelaskan dengan lancar dan dapat menjawab pertanyaan yang di lontarkan calon konsumen dengan lancar tanpa harus bolak balik tanya rekan kerja atau atasan juga berpengaruh terhadap kepercayaan calon konsumen terhadap perusahaan dan produk yang kita jual.
2.    Menjadi wartawan
Apa hubungannya sales dan wartawan? Jelas ada hubungannya, yaitu sama-sama menggali informasi. Menggali informasi tentang wilayah yang akan kita jajaki, mencari informasi tentang kebutuhan masyarakat akan menjadi lucu jika kita memaksakan menjual barang kita kepada sebuah toko dalam suatu wilayah dalam jumlah banyak sedangkan kebutuhan masyarakat diwilayah tersebut sedikit maka yang terjadi hanya akan menumpuk retur menjelang masa kadaluwarsa. Menghimpun data outlet aktif dan outlet non aktif serta new order outlet juga diperlukan agar mempermudah kita menentukan focus penjualan serta menentukan rute kerja yang teratur
3.    Banyak bicara atau banyak mendengar
Ketika kita menemukan konsumen yang sedikit bicara maka giliran kita sebagai penjual yang banyak bicara menjelaskan produk kita dan memberikan sedikit selipan ajakan agar mau membeli produk kita dengan memberikan contoh-contoh keberhasilan konsumen lain dalam menggunakan, atau memasarkan kembali produk kita.
Namun ketika kita menemukan konsumen yang banyak bicara maka giliran kita untuk mendengarkan sambil mempelajari apa yang dikatakan untuk menemukan  apa yang dia butuhkan dengan demikian kita bisa mencocokan produk kita dengan kebutuhannya
4.    Rute dan jadwal
Rute yang tersusun serta jadwal kedatangan kita kekonsumen itu penting sekali agar kunjungan kita tidak acakadul dan banyak konsumen yang tak sempat terkunjungi padahal mereka yang tak terkunjungi bisa jadi konsumen aktif yang sangat mempengaruhi pencapaian omset kita tiap bulannnya. Oleh karena itu diawal bulan kita harus punya list yang jelas yang berisi nama toko dan jadwal kunjungan dalam bulan berjalan untuk memudahkan kita memonitor pencapaian omset dan pencapaian kunjungan EC (kunjungan pada konsumen dan berbelanja) karena biasanya ada beberapa perusahaan yang memberikan insentif tidak hanya pada pencapaian omset juga pada pencapaian EC
5.    Rapi, sopan dan sabar
Kerapian itu penting karena ibarat sebuah buku kerapian dalam berpakaian itu merupakan covernya yang membuat konsumen tertarik unutk tahu isinya atau tidak jika sudah acak-acakan mungkin baru lihat sudah ilang feeling jadi keingin tahuan mereka tentang produk yang kita tawarkan ilang duluan. Jika menjadi salesman van atau yang berjualan langsung membawa barang biasanya dalam mobil box kerapian penataan barang juga perlu agar ketika menurunkan barang itu akan menjadi cepat dan mudah serta ketersedian stock gampang untuk di cek. Kerapian dalam pengaturan isi dalam tas juga perlu karena setiap hari kita berhubungan dengan uang, BG dan nota jadi jika ditempatkan rapi kemungkinan kehilangan itu menjadi sedikit.
Sopan juga penting karena setiap saat kita melakukan komunikasi dengan konsumen kita, maka berbicaralah yang sopan, bercanda boleh saja tapi tidak perlu secara berlebihan intinya usahakan jangan sampai memancing ketersinggungan konsumen.
Sabar menjadi penting karena kita akan bertemu dengan orang yang mempunyai watak yang berbeda-beda. Jadi menjadi tenaga penjual itu perlu sabar bisa jadi perlu jauh lebih sabar daripada seorang guru TK. Tak jarang ada konsumen yang aktif membeli tapi bicara seenak udelnya maka jadilah orang yang sabar dan seketika menjadi tidak peka anggap apa yang dibicarakan hanya sekilas berita.
6.    Jujur
Seperti kata Gede Prama “ Kepintaran penting tapi ada yang lebih penting yaitu kejujuran” menghadapi uang itu bukan perkara mudah. Uang kadang bisa membutakan oleh karena itu selalulah berpegang teguh pada kejujuran, jangan sesekali membuat nota fiktif agar penjualan kita nampak melonjak ataupun membuat nota kredit padahal konsumen membayar dengan harga denga cash karena ini akan berakibat fatal kebiasaan tak jujur ini bisa membuat kita menpunyai hutang yang menumpuk dan pada akhirnya tak mampu untuk dibayar. Oleh karena itu jujur dan selalu dalam keadaan sadar ketika mendapatkan banyak hasil penjualan sadarlah bahwa uang itu bukan milik kita agar kita tidak tergoda untuk menggunakannya uantuk keperluan pribadi kita.
Apa yang saya  buat ini hanyalah berdasakan pengalaman saya, mungkin teman-teman sales yang lain ada yang punya cara yang berbeda silahkan bisa share disini..


Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.